AFMGM ke-12 ASEAN Teguhkan Sinergi Hadapi Krisis Global

Mei 31, 2025

Komitmen Bersama ASEAN dalam Menavigasi Ketidakpastian Global. Dunia saat ini menghadapi ketidakpastian ekonomi, geopolitik, dan perubahan iklim. Kerja sama antarnegara menjadi sangat penting dalam situasi ini. Tujuannya adalah menjamin stabilitas dan keberlanjutan pertumbuhan di kawasan. ASEAN berperan aktif memperkuat kolaborasi regional menghadapi tantangan global tersebut. ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang dinamis terus berupaya memperkuat fondasi regionalnya melalui berbagai inisiatif kolektif. Salah satu forum strategis yang memegang peranan penting dalam hal ini adalah ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM).

Pada AFMGM ke-12 tahun 2025, negara anggota ASEAN menegaskan pentingnya sinergi keuangan regional. Sinergi ini dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Pertemuan ini bukan sekadar forum diskusi antarnegeri ASEAN. Ini adalah bentuk nyata kolaborasi untuk memperkuat ketahanan ekonomi kawasan. ASEAN juga mendorong pembangunan berkelanjutan, termasuk transformasi menuju ekonomi hijau.

Apa Itu AFMGM? Forum Strategis Keuangan Kawasan ASEAN

AFMGM (ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting) merupakan forum tahunan yang mempertemukan menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara ASEAN. Pertemuan ini memiliki peran vital dalam merumuskan strategi kebijakan makroekonomi, memperkuat stabilitas keuangan kawasan, serta meningkatkan integrasi ekonomi regional.

AFMGM dibentuk untuk memperkuat koordinasi lintas sektor antara otoritas fiskal dan moneter di kawasan ASEAN. Tantangan ekonomi kini tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga terhubung secara regional dan global. Setiap edisi AFMGM menjadi forum utama untuk membahas isu-isu ekonomi terkini. Isu yang dibahas meliputi reformasi perpajakan, digitalisasi keuangan, dan peningkatan inklusi keuangan. Forum ini juga menyoroti pentingnya pembiayaan hijau untuk menghadapi krisis iklim secara kolektif.

Negara-Negara Anggota AFMGM: Pilar Utama Sinergi Ekonomi ASEAN

AFMGM diikuti oleh 10 negara anggota ASEAN, yaitu: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Setiap negara membawa perspektif dan pengalaman masing-masing, namun tetap mengedepankan visi bersama: menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Melalui forum ini, setiap anggota dapat memperkuat sinergi dalam menyusun kebijakan fiskal dan moneter yang sejalan dengan tantangan dan kebutuhan kawasan.

Keunikan dari forum ini adalah kolaborasi antara otoritas fiskal dan moneter. Tidak hanya para menteri keuangan, namun juga gubernur bank sentral hadir untuk mendiskusikan langkah-langkah kolektif dalam menghadapi tekanan eksternal seperti gejolak pasar global, tekanan inflasi, dan risiko perlambatan ekonomi dunia.

https://www.pexels.com/photo/close-up-of-globe-335393/

Fokus Utama: Penguatan Kerja Sama Keuangan dan Agenda Strategis Lainnya

Pada AFMGM ke-12 tahun 2025, beberapa agenda utama yang menjadi fokus pembahasan meliputi:

  1. Penguatan Kerja Sama Keuangan Regional ASEAN menyadari bahwa ketahanan keuangan kawasan akan lebih kuat jika ditopang oleh sistem keuangan yang terintegrasi dan kolaboratif. Oleh karena itu, pertemuan ini menekankan perlunya memperluas kerja sama lintas batas dalam pengawasan sistem keuangan, manajemen krisis, dan pembentukan cadangan devisa kawasan seperti Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM).
  2. Digitalisasi Sistem Keuangan Dalam era ekonomi digital, ASEAN berkomitmen mempercepat transformasi digital sektor keuangan, termasuk dalam hal interoperabilitas sistem pembayaran, integrasi QR code lintas negara, dan pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) secara terukur. Langkah ini dinilai mampu meningkatkan efisiensi transaksi lintas batas serta memperluas akses keuangan digital di seluruh wilayah ASEAN.
  3. Pembangunan Hijau dan Keuangan Berkelanjutan Isu perubahan iklim menjadi perhatian utama. Para pemimpin keuangan ASEAN sepakat untuk memperluas pembiayaan hijau dan memperkuat taxonomy keuangan berkelanjutan ASEAN guna mendorong investasi ramah lingkungan. Ini termasuk dukungan terhadap sektor-sektor yang menerapkan teknologi rendah emisi, seperti bahan bakar bersih dan infrastruktur energi terbarukan.
  4. Inklusi Keuangan dan Ketahanan UMKM AFMGM juga menyoroti pentingnya mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui akses pembiayaan yang lebih luas dan berkelanjutan. Inklusi keuangan yang lebih baik dianggap sebagai kunci untuk menciptakan pertumbuhan yang merata dan menyeluruh di seluruh kawasan.

Sinergi ASEAN+AFMGM sebagai Fondasi Ketahanan Regional

Pertemuan AFMGM ke-12 ASEAN menegaskan kembali komitmen kawasan untuk menghadapi tantangan global secara kolektif dan terkoordinasi. Dalam situasi ekonomi yang penuh tekanan akibat ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar, sinergi antarlembaga keuangan negara-negara ASEAN menjadi fondasi penting untuk menjaga stabilitas dan memperkuat jalur pemulihan.

Forum ini membuktikan ASEAN tumbuh pesat secara ekonomi dan tangguh menghadapi krisis. ASEAN juga terbuka terhadap inovasi. Komitmen memperkuat kerja sama keuangan, mendukung transisi hijau, dan mengakselerasi digitalisasi terlihat jelas. Hal ini menunjukkan ASEAN siap melangkah ke masa depan inklusif dan berkelanjutan.

Bagi para pelaku pasar dan investor, hasil dari AFMGM menjadi sinyal positif bahwa ASEAN tetap menjadi wilayah strategis untuk pertumbuhan investasi, termasuk di sektor-sektor masa depan seperti energi bersih, sistem pembayaran digital, dan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Baca Artikel lainnya: Peran Global di World Sustainable Transport Day