Industri Pelayaran Dunia Hadapi Aturan Emisi Baru Global

Nov 7, 2025

Industri pelayaran global kini berada di persimpangan penting. Setelah dekade‑dekade penggunaan bahan bakar fosil dan teknologi tradisional, regulator internasional berupaya memperkenalkan aturan emisi yang jauh lebih ketat. Melalui forum International Maritime Organization (IMO) di London, negara-negara anggota membahas kerangka regulasi baru bernama “Net-Zero Framework.” Kerangka ini bertujuan menata ulang cara kapal, pelabuhan, dan rantai logistik maritim menghasilkan emisi gas rumah kaca. Di tengah target lingkungan global yang semakin ketat, sektor pelayaran kini harus beradaptasi dengan realitas baru.

Regulasi Global Baru: Pembahasan di IMO di London Mengarah ke Kerangka “Net‑Zero Framework”

Pertemuan utama IMO yang digelar di London menandai titik krusial bagi regulasi pelayaran global. Anggota IMO sedang merancang kerangka baru bernama Net-Zero Framework (NZF). Regulasi ini mencakup standar baru untuk bahan bakar laut. Kerangka tersebut juga mengatur pengurangan intensitas emisi gas rumah kaca. Selain itu, NZF mencakup skema biaya karbon global dan insentif bahan bakar rendah karbon. Untuk pertama kalinya, sektor pelayaran akan terikat secara legal oleh regulasi ini. Aturan tersebut menggabungkan batasan emisi dan skema ekonomi sebagai alat pengendalian. Regulasi ini diharapkan mulai diterapkan secara formal dalam beberapa tahun ke depan.

Industri Pelayaran Menyumbang Sekitar 3% Emisi Global

Meskipun sering tersembunyi dari sorotan publik, sektor pelayaran international sebenarnya menyumbang sekitar 3% dari emisi gas rumah kaca global. Angka ini cukup signifikan—setara dengan beberapa negara besar jika diakumulasikan. Dengan volume barang yang besar diangkut melalui laut dan menggunakan bahan bakar berat (heavy fuel oil) yang tinggi kandungan emisinya, pelayaran menjadi salah satu sektor yang sulit didekarbonisasi. Statistik ini memicu urgensi regulasi, karena tanpa intervensi pelayaran bisa terus menjadi sumber emisi yang tumbuh seiring meningkatnya volume perdagangan global.

Skema Biaya Karbon / Dilema Geopolitik

Salah satu elemen pokok dalam kerangka NZF adalah pengenalan biaya karbon global atau mekanisme perdagangan emisi untuk kapal. Ide ini menghadirkan dilematis geopolitik: negara industri besar yang dominan dalam pelayaran dan negara berkembang yang bergantung pada jasa maritim menyoroti risiko kenaikan biaya pengangkutan, perubahan rantai pasokan, hingga beban tambahan bagi pelabuhan dan operator kapal kecil. Skema ini juga harus menghadapi tantangan: bagaimana alokasi dana untuk transisi teknologi rendah karbon, bagaimana memastikan keadilan bagi negara berkembang, dan bagaimana menghindari kapal‑bendera “pelampung” yang pindah registrasi ke yurisdiksi ringan regulasi. Dengan kata lain, biayanya tidak hanya teknis—maupun ekonomi—tetapi juga sangat politis.

person hand signing on paper

https://www.pexels.com/photo/selective-focus-photography-of-person-signing-on-paper-261621/

Target Implementasi dan Tantangan Teknologi

Untuk mewujudkan visi net‑zero pelayaran menjelang 2050, regulasi menetapkan sejumlah target awal seperti pengurangan intensitas emisi CO₂ per unit kerja angkut sebesar 40% di tahun 2030 dan 70‑80% di tahun 2040 dibanding 2008. Selain itu, penggunaan bahan bakar “zero or near‑zero” (ZNZ) harus mencapai setidaknya 5%‑10% dari total energi kapal pada tahun 2030. Namun, tantangan teknologinya besar: kapal saat ini didesain untuk bahan bakar tradisional, infrastruktur bunkering rendah karbon masih terbatas, dan investasi sangat tinggi. Operator kapal menghadapi dilema: mengganti armada, mengakses bahan bakar baru, atau membayar denda karbon apabila gagal memenuhi standar. Ekosistem pelabuhan, rantai suplai, dan negara‑negara berkembang pun masih memerlukan dukungan agar tidak tertinggal dalam transisi ini.

Penutup

Aturan emisi baru yang diinisiasi oleh IMO menandai fase baru dalam industri pelayaran – dari sektor yang relatif bebas regulasi menjadi salah satu bagian penting dari agenda dekarbonisasi global. Dengan kontribusi sekitar 3% terhadap emisi global dan tantangan teknologi yang tidak kecil, pelayaran kini tidak bisa hanya “melanjutkan seperti biasa”.

Skema biaya karbon, target pengurangan emisi, dan kebutuhan untuk bahan bakar rendah karbon akan mengubah cara kita memandang transportasi laut. Bagi negara, operator, pelabuhan, dan semua pemangku kepentingan, ini adalah panggilan untuk bertindak. Ke depan, keberhasilan regulasi ini akan sangat tergantung pada sinergi teknologi, kebijakan, dan keadilan global — agar pelayaran bisa menjadi bagian dari solusi, bukan justru hambatan dalam upaya menjaga bumi tetap layak huni.

Baca Artikel lainnya: Mengenal Standar Emisi & Regulasi Global Mengenai Gas Buang