Transisi energi Indonesia menjadi agenda nasional untuk menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Transisi energi menunjukkan komitmen Indonesia memperluas akses teknologi bersih terjangkau untuk mendukung pemulihan ekonomi hijau dan berkelanjutan. Dalam wawancara pada Januari 2023 silam, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Pemerintah telah meningkatkan target komposisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dalam bauran energi menjadi sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.
Indonesia mempunyai potensi pemanfaatan sumber EBET, misalnya pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang sumber energinya dari Sungai Kayan. Potensi hydro power Sungai Kayan diperkirakan 11-13 gigawatt. Indonesia juga mempunyai energi hijau lainnya dalam bentuk panas bumi. Potensi panas bumi di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia dengan ratusan titik potensi yang tersebar membentang di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki potensi panas bumi sekitar 23,4 gigawatt. Dengan kapasitas terpasang PLTP sebesar 2,3 gigawatt, Indonesia menduduki posisi kedua dunia setelah Amerika Serikat dalam memanfaatkan panas bumi.
Energi panas bumi merupakan energi baik yang dihasilkan dari magma yang berada di dalam perut bumi daerah gunung vulkanik. Uap panas dan tekanan tinggi dari kepala sumur dapat menggerakkan turbin uap pada pembangkit listrik panas bumi. Uap tersebut juga dapat dimanfaatkan langsung untuk mengeringkan produk pertanian secara efisien. Energi panas bumi merupakan energi bersih yang bersifat berkelanjutan (sustainable) jika dikelola dengan baik. Panas bumi memegang peranan yang semakin penting bagi program dekarbonisasi untuk mendukung energi bersih. Pemanfaatan panas bumi mendukung prinsip Bali Compact yang disepakati pada Presidensi G20 Indonesia 2022 untuk diversifikasi energi. Prinsip tersebut juga bertujuan menurunkan emisi dari semua sumber energi guna mencapai keberlanjutan.
Kunjungan Ferry Ardiyanto ke PLTP Dieng: Meninjau Implementasi Transisi Energi
Ferry Ardiyanto, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian, mengunjungi pembangkit listrik panas bumi di Dieng. Bersama Tim Sekretariat Sherpa G20, ia memantau penerapan transisi energi di Indonesia melalui fasilitas yang dioperasikan PT Geo Dipa Energi. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung implementasi transisi energi yang mendukung agenda G20 Indonesia.
Diterima oleh General Manager GDE Unit Dieng Herdian Ardi Febrianto, Tim Kemenko Perekonomian diajak untuk mengunjungi unit pengeboran Dieng-2, Pad 29, dan pembangkit listrik Dieng-1, sambil dijelaskan mengenai proses eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, hingga distribusi listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) GDE. Selanjutnya, rombongan bertemu Kepala Desa Sikunang untuk berdiskusi dan meninjau program Corporate Social Responsibilty PLTP GDE berupa pembangunan sumur air bersih di Desa Sikunang.
Dalam mendukung percepatan transisi energi di dalam negeri, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik guna mendorong target penurunan emisi Indonesia tahun 2030. Di samping itu, Indonesia meningkatkan komitmen pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dengan target penurunan emisi per 23 September 2022 sebesar 31,89% (sebelumnya 29%) unconditionally dan 43,20% (sebelumnya 41%) conditionally. Dengan berbagai program Pemerintah dan investasi ini, diharapkan Indonesia berpeluang mencapai target net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat sesuai dengan Perjanjian Paris.
Source : https://ekon.go.id/publikasi/detail/4996/pemerintah-terus-mendorong-percepatan-transisi-energi-di-dalam-negeri-guna-mencapai-target-net-zero-emission-pada-2060
Baca Artikel lainnya: Target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 di Indonesia